gambar ilustrasi
Kisah Penulis : Anonim
Menyesal.... Waktu itu dikantor saya mendadak ada keperluan ke bank. Sedari pagi, saya juga chattingan dengan dia, sang mantan. Dia tahu jika saya sudah menikah. Hampir memasuki jam makan siang, dia mengajak saya keluar untuk makan siang bersama dan akan mengantarkan saya ke bank, entah pikiran bodoh apa diotak saya mengiyakan. Dia menjumput saya di jalan seberang kantor agar tidak ada yang melihat. Sumpah saya deg-degan sekali takut ada yang tahu. Saya dan suami satu kantor soalnya, namun beda divisi.
Saya memang terlalu berani. Akhirnya urusan bank selesai dan
kami dalam perjalanan untuk makan siang, namuna dia merubah rute ke arah rumahnya.
Saya meminta dia untuk mengantar kembali ke kantor namun ia tidak mau, bilang
hany mampir sebentar.
Kami pun tiba dirumahnya dan masuk. Saya melihat-lihat rumahnya
yang direnovasi sangat bagus, design yang bagus pikir saya. Namun, tiba-tiba
dia menarik saya ke kamar, dan mulai memeluk dan mencium saya, saya berusaha
lepas darinya. Dulu memang kami terbiasa seperti ini, namun saat itu karena
kami pacaran dan memang saya belum menikah.
Rasa bersalah menyeruak dihati, namun dia juga memeluk saya
erat. Kami terbaring dikasur, dia berusaha untuk membuka baju saya, saya tetap
berusaha lepas darinya. Lelah. Karena dia benar-benar berusaha.
Akhirnya, saya ucapkan bahwa saya sedang hamil. Dia tidak
percaya. Tentu saja tidak, badan saya masih kurus seperti dahulu, saya berusaha
membuktikannya dengan melihatkan foto usg (milik teman saya) dari hp.
Dia melepas pelukannya. Syukurlah. Dia yang tadinya sangat
bernafsu terpaksa menahan. Saya segera minta diantarkan pulang ke kantor.
Sampai dikantor saya melihat hp saya menerima banyak misscall
dari suami. Saya sedih. Saya begitu jahat padanya
Itu terakhir kalinya saya berkomunikasi dengan mantan. Tidak
saya ulangi lagi, saya menyesal dan bertaubat.
Rugi hanya dikita sang istri apabila memutuskan untuk bermain
api. Jadi, tetaplah jadi istri yang tahan godaan untuk melihat ke laki-laki
lain, hanya suami kitalah yang benar2 akan menjaga kita.
Maaf
ya sayang, saya menyesal.